Batik mangrove Sidayang : Mengukir Warisan Alam di Desa Tanjung Batu














Batik Mangrove Sidayang merupakan mahakarya yang lahir dari harmoni antara kearifan lokal

dan pelestarian alam di Desa Tanjung Batu, Berau. Kain batik khas ini menampilkan corak

unik yang terinspirasi dari Camptostemon philippinensis, sejenis mangrove langka yang oleh

masyarakat setempat disebut Mangrove Talantang. Keberadaan batik ini tidak hanya mmenjadi

produk ekonomi, tetapi juga berfungsi sebagai sebagai media edukasi tentang pentingnya

melestarikan ekosistem mangrove yang termasuk spesies terancam punah menurut IUCN Red List













Proses pembuatan Batik Mangrove Sidayang menerapkan prinsip berkelanjutan dengan memanfaatkan

pewarna alami dari ekstrak mangrove. Teknik pembuatannya menggabungkan metode tradisional

dengan inovasi modern, menciptakan pola-pola yang merepresentasikan bentuk daun, bunga, dan

struktur akar mangrove Talantang. Setiap motif yang dihasilkan tidak hanya menampilkan

keindahan visual, tetapi juga mengandung makna filosofis tentang kelestarian lingkungan

dan kearifan lokal masyarakat pesisir


Kehadiran Batik Mangrove Sidayang telah memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa

Tanjung Batu, baik dari segi ekonomi melalui peningkatan pendapatan UMKM, maupun dari

segi pelestarian lingkungan dengan meningkatan kesadaran akan pentingnya melindungi

ekosistem mangrove. Produk batik ini tidak hanya menjadi oleh-oleh khas bagi wisatawan,

tetapi juga menjadi simbol pelestarian alam dan kebanggaan budaya lokal Berau yang patut

dilestarikan.